Datang dan Perginya Setiap Orang Dalam Hidup Kita
Disaat kita sudah berpisah cukup lama dari seseorang atau teman-teman, pasti hal yang kita rasakan adalah rindu. Entah rindu untuk bermain bersama, rindu belajar bersama, atau hanya sekedar bercengkrama. Disebuah kesempatan seperti reuni sekolah, pastinya kita mengharapkan bisa bertemu dengan orang yang sedang dirindukan dan mengobrol layaknya teman yang sudah lama tak berjumpa. Dan di reuni ini lah kita dapat melihat siapa yang sebenarnya teman kita dan siapa yang hanya sekedar teman saat di sekolah. Ya, benar-benar teman saat di sekolah saja. Kenapa saya berkata begitu? Karena faktanya ada orang-orang yang sudah melupakan pertemanannya saat di sekolah.
Contoh kongkritnya adalah ketika sudah saling tatap muka dan menyapa teman kita, dia hanya membalas dengan senyum yang kecut dan berlalu begitu saja. Padahal kita mengharapkan ada sebuah obrolan dari pertemuan itu walaupun hanya sepatah kata saja. Dari kejadian itu kemudian kita berpikir apakah dari diri sendiri ada yang salah hingga teman kita berlalu begitu saja? Tidak. Tidak ada yang salah dengan diri kita. Apakah teman kita itu yang salah? Jawabannya juga tidak. Kenapa demikian? Karena sejak awal hubungan pertemanan itu dibangun hanya saat di sekolah, seperti saling bertemu, menyapa, atau bahkan pergi ke kantin bersama teman yang lainnya, tetapi saat sudah tidak berada di sekolah tak ada lagi kontak yang bisa menjaga hubungan pertemanan tersebut hingga akhirnya saat berpisah dalam kurun waktu yang cukup lama orang itu sudah lupa atau bahkan tak menganggap kita sebagai temannya lagi karena dia sudah menemukan teman-teman yang baru dan cocok dengannya di lingkungan yang baru.
Orang datang dan pergi di kehidupan setiap manusia. Mereka datang karena ingin mengenal dan berteman dengan seseorang yang baru, namun ada juga mereka yang pergi karena menemukan hal baru yang lebih menarik dari yang ditemui sebelumnya. Terkadang seseorang datang kepadamu hanya karena ada maunya, tak memiliki niat yang lebih dari itu. Cukup kejam? Mungkin. Dan seseorang yang pergi dari kehidupanmu tidak berpikir sebelumnya bahwa ia akan meninggalkan seseorang yang sudah menganggap dirinya sebagai sesuatu yang penting dan berharga, bahkan lebih penting dan berharga daripada hidupnya sendiri.
Disaat kita sudah berpisah cukup lama dari seseorang atau teman-teman, pasti hal yang kita rasakan adalah rindu. Entah rindu untuk bermain bersama, rindu belajar bersama, atau hanya sekedar bercengkrama. Disebuah kesempatan seperti reuni sekolah, pastinya kita mengharapkan bisa bertemu dengan orang yang sedang dirindukan dan mengobrol layaknya teman yang sudah lama tak berjumpa. Dan di reuni ini lah kita dapat melihat siapa yang sebenarnya teman kita dan siapa yang hanya sekedar teman saat di sekolah. Ya, benar-benar teman saat di sekolah saja. Kenapa saya berkata begitu? Karena faktanya ada orang-orang yang sudah melupakan pertemanannya saat di sekolah.
Contoh kongkritnya adalah ketika sudah saling tatap muka dan menyapa teman kita, dia hanya membalas dengan senyum yang kecut dan berlalu begitu saja. Padahal kita mengharapkan ada sebuah obrolan dari pertemuan itu walaupun hanya sepatah kata saja. Dari kejadian itu kemudian kita berpikir apakah dari diri sendiri ada yang salah hingga teman kita berlalu begitu saja? Tidak. Tidak ada yang salah dengan diri kita. Apakah teman kita itu yang salah? Jawabannya juga tidak. Kenapa demikian? Karena sejak awal hubungan pertemanan itu dibangun hanya saat di sekolah, seperti saling bertemu, menyapa, atau bahkan pergi ke kantin bersama teman yang lainnya, tetapi saat sudah tidak berada di sekolah tak ada lagi kontak yang bisa menjaga hubungan pertemanan tersebut hingga akhirnya saat berpisah dalam kurun waktu yang cukup lama orang itu sudah lupa atau bahkan tak menganggap kita sebagai temannya lagi karena dia sudah menemukan teman-teman yang baru dan cocok dengannya di lingkungan yang baru.
Setiap orang pasti memiliki seseorang yang spesial dalam hidupnya dan tidak ingin orang itu pergi dari kehidupannya. Entah itu sahabat ataupun seorang kekasih. Tapi, bagaimana jika orang yang spesial itu hilang dari hidup kita? Kehilangan barang masih bisa digantikan dengan barang yang sama tetapi bagaimana jika yang hilang itu adalah sahabat atau kekasih yang sangat spesial dalam hidup kita? Yang sudah menjadi bagian dari hidup kita? Sungguh sangat menyakitkan. Lebih menyakitkan dari hal apapun, rasanya seperti kehilangan setengah dari diri kita sendiri karena seseorang yang spesial sudah menjadi pelengkap dari kekurangan dalam diri kita. Terkadang orang-orang seperti itu tidak tahu jika dia begitu spesial bagi teman atau orang yang sudah memiliki hubungan dengannya. Meninggalkan luka yang dalam dan amat membekas bagi orang yang ditinggalkan.
Kehilangan seseorang memang sangat menyakitkan, tetapi itu adalah proses dalam kehidupan setiap manusia. Itu menunjukkan bahwa orang-orang yang masih bertahan dan setia dengan kita yang pantas kita hargai dan kita jaga meskipun banyak konflik dan drama didalamnya tetapi itulah bumbu pengawet dalam sebuah hubungan yang sejati.
Jadi, datangnya orang baru atau perginya seseorang yang sudah cukup lama dikenal adalah sebuah proses dalam hidup yang akan menunjukkan dalam diri setiap manusia bahwa seseorang yang spesial akan selalu ada untuknya dalam suka maupun duka, akan membantu setiap masalah, dan akan selalu ada setiap kita membutuhkannya.