Pengertian Manajemen
Resiko
Proses pengelolaan
resiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian resiko yang dapat
mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. Fokus manajemen resiko
ini adalah mengenal pasti resiko dan mengambil tindakan yang tepat terhadap
resiko, yang tujuannya adalah secara terus menerus menciptakan atau menambah
nilai maksimum kepada semua kegiatan organisasi.
Fungsi manajemen resiko
adalah:
- Menetapkan kebijakan dan
strategi menajemen resiko.
- Primary champion of risk
management pada tingkat strategis dan operational.
- Membangun budaya sadar resiko
di dalam organisasi melalui pendidikan yang memadai.
- Menetapkan kebijakan resiko
internal dan struktur pada unit usaha.
- Pengkoordinasian berbagai macam
kegiatan fungsional yang memberikan nasihat tentang masalah- masalah
manajemen resiko dalam organisasi.
- Membangun proses cepat tanggap
resiko, meliputi penyusunan program kontingensi dan kesinambungan bisnis.
Metode Identifikasi
Resiko
A. Analisis data
historis
Menggunakan berbagai
informasi dan data yang tersedia dalam perusahaan mengenai segala sesuatu yang
pernah terjadi.
Contoh dari data
kepegawaian, dapat diketahui bahwa perusahaan menghadapi resiko kehilangan
karyawan yang penting.
B. Pengamatan dan survey
Melakukan investigasi
atau pencarian data langsung di tempat kejadian.
Contoh dengan mengamati
proses produksi, dapat diketahui bahwa perusahaan menghadapi resiko lampu mati
C. Pengacuan
(benchmarking)
Mencari informasi
tentang resiko di tempat atau perusahaan lain.
Contohnya, dari berita
di media massa, dapat diketahui bahwa eskalator beresiko menyebabkan anak-anak
terjepit.
D. Pendapat ahli
Mencari informasi dari
ahli di bidang resiko tertentu.
Contohnya dari bertanya
pada dokter, dapat diketahui bahwa orang dengan tingkat kolesterol tinggi
beresiko kena penyakit jantung.
Pengambilan Keputusan
Identifikasi alternatif
pengambilan keputusan untuk masalah
Ada 4 kelompok yaitu :
1. Certainty
Perhitungan ekonomi
secara pasti
Keputusan pasti terjadi dibandingkan
memilih yg PROFITABEL
Misal :
Usaha produksi keripik
apel dan nangka dengan luas lahan 1 ha, akan lebih menguntungkan yang mana?
Cukup dibandingkan hasil produktivitasnya.
2. Risk
Hasilnya tidak pasti,
probabilitas diketahui, informasi yang tidak sempurna
Alternatif yang harus
dipilih lebih dari 1 kemungkinan hasil (kondisi baik, normal, jelek) Pengambil
keputusan memiliki lebih dari 1 alternatif tindakan
Ada alternatif tindakan
yang fleksibel (bisa dilakukan)
3. Uncertainty
Probabilitas hasil tidak
diketahui secara pasti (hanya berdasar perkiraan)
Pengambil keputusan tidak
memiliki informasi lengkap dan sempurna
Hal yang akan diputuskan
belum pernah terjadi
Antisipasi kondisi
ketidakpastian :
·
Mencari informasi lebih
banyak
·
Melalui riset
·
Penggunaan probabilitas
subyektif
4. Conflict
Terjadi persaingan
Perlu melakukan analisis
kelayakan ekonomi tiap unit usaha
Resiko Strategik
Setiap orang tahu bahwa
sebuah bisnis yang sukses memerlukan sebuah rencana bisnis yang komprehensif
dan dipikirkan dengan matang. Namun itu juga sebuah fakta hidup bahwa banyak
hal berubah, dan rencana terbaik anda terkadang terlihat begitu kuno dengan sangat
cepat.
Inilah resiko strategik.
Itu adalah sebuah resiko dimana strategi perusahaan anda menjadi kurang efektif
dan perusahaan anda berusaha keras untuk mencapai goal sebagai sebuah hasil.
Itu dapat disebabkan karena perubahan teknologi, pesaing kuat baru yang
memasuki pasar, perubahan dalam permintaan pelanggan, peningkatan harga bahan
baku, atau perubahan skala besar lainnya.
Sejarah diisi dengan
contoh - contoh perusahaan yang menghadapi resiko strategik. Beberapa dapat
beradaptasi dengan baik, sementara yang lainnya gagal.
Sebuah contoh klasik
adalah Kodak, yang pernah menempati posisi dominan dalam pasar fotografi film
dan saat salah satu teknisinya menemukan kamera digital tahun 1975, perusahaan
itu melihat inovasi tersebut sebagai ancaman terhadap model bisnis utamanya,
dan gagal untuk mengembangkannya.
Sangat mudah untuk
mengatakannya jika kita melihat ke belakang, tentu saja, namun jika Kodak
menganalisa resiko strategik dengan lebih hati - hati, mereka dapat
menyimpulkan bahwa orang lain mungkin akan mulai membuat kamera digital suatu
saat, jadi akan lebih baik jika Kodak mengkanibal bisnisnya sendiri daripada
dilakukan oleh perusahaan lain.
Kegagalan untuk
mengadaptasi sebuah resiko strategik membawa kepada kebangkrutan Kodak.
Perusahaan tersebut berusaha bangkit dari kebangkrutan sebanyak usaha
perusahaan kecil yang fokus pada solusi pencitraan corporate, namun jika
perusahaan tersebut melakukan perubahan lebih cepat, mungkin saja dominasinya
tetap dapat dipertahankan.
Menghadapi sebuah resiko
strategik tidak harus menjadi sebuah bencana. Pikirkan tentang Xerox, yang
menjadi sinonim dengan sebuah produk tunggal yang sukses besar, mesin fotokopi
Xerox. Pengembangan cetak laser sebelumnya merupakan resiko strategik bagi
posisi Xerox, namun tidak seperti Kodak, perusahaan tersebut dapat beradaptasi
terhadap teknologi baru dan mengubah model bisnisnya. Cetak laser menjadi lini
bisnis multi milyar bagi Xerox, dan perusahaan tersebut bertahan dari resiko
strategik.
Daftar Pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar