Senin, 22 Desember 2014

ANALISA KASUS TENTANG PEMUDA DAN SOSIALISASI

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi anak di Indonesia belum lepas dari tindakan kekerasan. Salah satu kasus menonjol di tahun 2014 yakni kasus tawuran antar pelajar.
Data akhir tahun yang dihimpun Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menunjukan angka memprihatinkan. Sebanyak 82 pelajar tewas sepanjang 2014.
"Komnas PA mencatat 147 kasus tawuran. Dari 147 kasus tersebut, sudah memakan korban jiwa sebanyak 82 anak," ujar Arist dalam konferensi pers catatan akhir tahun di Kantor Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Menurut Arist, angka itu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 128 kasus. Kondisi itu pun semakin menunjukkan kekerasan sesama anak dalam bentuk tawuran menjadi fenomena sosial yang patut diwaspadai.
Arist menuturkan, sebagian besar pelaku tawuran adalah pelajar tingkat menengah atas. Namun, fakta ironis di lapangan menunjukan tawuran telah merambah pada pelajar di tingkatan SD dan SMP.
"Penyebabnya tawuran itu antara lain, minimnya pendidikan karakter di kurikulum, pengaruh tayangan kekerasan, terbatasnya ruang ekspresi positif yang diminati siswa," ucapnya.
Selain faktor tersebut, lanjut Arist, terdapat pemicu yang paling konkret terjadi di lapangan. Antara lain, adanya keinginan meningkatkan pamor sekolah dengan menyerang sekolah lain, pertandingan antar sekolah yang memicu keributan, tradisi senior kepada juniornya, lemahnya antisipasi aparat hukum dan kurangnya perhatian orangtua dan pihak sekolah pada anak.
Kondisi anak di Indonesia ini, kata Arist, sangat mengkhawatirkan. Tanpa adanya penanganan serius dari semua pihak, khususnya keluarga, kondisi itu dipastikan tidak akan berakhir dan korban pun kembali berjatuhan.



Dari Uraian kasus diatas dapat disimpulkan bahwa semakin memprihatinkan sikap pemuda indonesia saat ini. Kasus kasus tawuran antar pelajar tersebut membuktikan bahwa masih sangat kurangnya pendidikan karakter pemuda yang seharusnya ditanamkan sejak dini. Hal tersebut sangat memperihatinkan, karena bagaimanapun juga nasip bangsa Indonesia selanjutnya ada di tangan para pemuda. Hal ini menunjukan bahwa masih sangat perlunya sosialisasi tentang hal hal yang seharusnya mereka lakukan sebagai pemuda. Perhatian dari orang tua dan penegakan hukum dari pihak yang berwenang juga sangat dibutuhkan untuk merubah citra para pemuda Indonesia saat ini.

Gilang Putra Rianto
1KA33
14114558

Tidak ada komentar:

Posting Komentar