Jumat, 04 Desember 2015

Tulisan Teori Organisasi Umum Minggu ke-3

Tentang Sakit Hati

Setiap orang pernah merasakan sakit hati, dari anak kecil hingga orang dewasa pasti merasakan yang namanya sakit hati. Apa sih definisi sakit hati itu hingga disebut sakit hati? Sakit hati yang saya maksud adalah kondisi dimana perasaan seseorang terasa sakit hingga menimbulkan efek psikis tertentu seperti galau, sedih, menangis hingga stress. Terluka namun tidak berdarah, itulah yang dinamakan sakit hati.

Sakit hati pun disebabkan oleh banyak hal, seperti anak kecil yang menangis karena tidak dibelikan mainan oleh orang tuanya atau abg-abg yang putus hubungan dengan pacarnya dari hubungan yang baru berumur hitungan hari. Untuk orang-orang yang sudah cukup dewasa, sakit hati sudah menjadi hal yang cukup biasa dalam berbagai hal. Seperti dunia perkuliahan, percintaan, pekerjaan dan lain-lainnya. Bagi remaja-remaja yang memasuki dunia perkuliahan, sakit hati karena dosen sudah sangat biasa, begitu pula dengan percintaan klasik antar mahasiswa. Dalam percintaan ini, putus hubungan dari pacar bukan lah satu-satunya hal yang menyebabkan sakit hati seorang mahasiswa. Sebab, dalam dunia perkuliahan yang keras dan selera tentang pasangan idaman kadang bisa sama dengan teman sekelas atau sejurusan atau seangkatan yang menyebabkan persaingan secara tidak langsung untuk memikat hati seseorang yang idamkan. Dalam persaingan itulah muncul sakit hati yang skalanya kecil seperti cemburu atau iri yang sebabkan karena doi terlihat lebih akrab dengan orang lain yang menjadi pesaing atau jalan bareng tanpa sepengetahuan kita ataupun chat yang dibales dalam interval waktu yang cukup lama karena sudah tertarik dengan pesaing kita. Atau yang lebih menyakitkan lagi adalah si doi sudah memiliki pujaan hatinya sendiri sehingga pendekatan yang dilakukan hanya hal yang sia-sia. Hmm… sungguh menyedihkan.

Tidak hanya itu, terkadang pergaulan antar mahasiswa juga terdapat gesekan-gesekan tertentu yang menyebabkan seseorang dapat terkucilkan dari pergaulan. Contohnya adalah beradu argumen dengan teman hingga keluar kata-kata yang menyebabkan sakit hati orang lain yang mendengarnya. Lalu seseorang yang terlalu menyendiri bahkan bisa dikatakan anti-sosial membuat orang-orang disekitarnya sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain sehingga jarang ada orang yang berteman dengannya. Atau yang awalnya berteman dengan semua orang tapi perlahan menimbulkan konflik-konflik kecil yang membuat orang mulai enggan berteman dengannya. Sakit hati yang dirasakan pun sangat besar karena hal-hal seperti itu akan menyebabkan seseorang sedih hingga stress yang menyebabkan dirinya mulai bolos-bolosan kuliah.

Sakit hati itu banyak penyebab dan banyak macamnya, begitu pula dengan cara menyembuhkan hati yang terluka. Beberapa orang mengatasi sakit hatinya dengan menyampaikan isi hatinya melalui tulisan, entah itu menulis diary atau mengupdate status di media sosialnya. Ada juga yang meluapkannya dengan menghibur diri dengan menonton film kesukaan atau melakukan kegiatan yang positif yang menyegarkan pikiran dan psikologinya. Dan ada yang meluapkannya dengan bercerita sampai menangis karena emosi yang begitu besar pada apa yang dirasakan oleh hatinya. 

Jadi, setiap orang memiliki sakit hatinya masing-masing yang dapat lebih mendewasakan pikiran, penguatan psikologis dan dapat menyaring hal positif dan negatif dari apa yang sudah dirasakan dan dilaluinya. Sakit hati mungkin hal yang buruk tetapi dari hal yang buruk itulah terkadang kita mendapatkan hal yang baik yang tak pernah kita duga.

Selasa, 01 Desember 2015

Tugas Teori Organisasi Umum Minggu ke-3

Dalam  tulisan ini saya akan menceritakan tentang pengalaman pribadi saya dalam mengambil atau membuat keputusan. Di cerita ini saya ingin menceritakan tentang keputusan saya dalam dunia pendidikan.  Dimulai dari saat SD, saya memilih untuk masuk ke SDN 05 Malaka Jaya. Hal pertama yang membuat saya ingin bersekolah disana karena  beberapa saudara saya berada disana, ya walaupun mereka semua angkatan diatas saya tapi saya merasa cukup nyaman karena ada saudara yang bisa saya andalkan jika terjadi hal-hal yang mendesak, lalu lokasi yang dekat dengan tempat kerja ayah saya dan juga jarak dari rumah yang tidak terlalu jauh. Kemudian ketika ingin lulus dari SD, saya selalu berpikir untuk melanjutkan ke SMPN  139 Jakarta. Alasannya karena saya tahu sekolah itu salah satu SMP terbaik di Jakarta Timur dan alasan lain karena disitulah tempat ayah saya. Hehehe. Namun, karena nilai saya tidak mencapai nilai minimal untuk masuk kesitu,  saya akhirnya bersekolah di SMPN 213 Jakarta. Tidak terlalu jauh dari SMPN 139 dan disana ada ibu saya yang bekerja menjadi guru disana. Hehehehehe. Dari pengalaman-pengalaman tersebut, saya merasa ingin lingkungan yang lebih “bebas” karena saat SMP saya selalu diawasi semua guru dan jika hal tak mengenakkan terjadi karena diri saya maka hal itu akan langsung terdengar oleh ibu saya. Sebelum lulus SMP, saya selalu memikirkan untuk lanjut ke sebuah SMK dengan jurusan yang berkaitan dengan komputer. Awalnya saya ingin masuk ke SMKN 26 Jakarta tapi saya yang pada waktu itu buta akan informasi tentang pendaftaran sekolah-sekolah tertentu termasuk SMKN 26 Jakarta, maka pada akhirnya niat saya untuk masuk SMK sudah pupus. Saat orang tua saya mulai menanyakan ingin melanjutkan sekolah dimana, saya masih bingung karena pikiran saya hanya tertuju ke SMK. Namun pada akhirnya, karena mendapat nilai rata-rata kelulusan sekitar 9 dan merupakan pencapaian terbaik saya dalam dunia sekolah, hal ini memberikan keleluasaan dalam memilih SMA. Tentu saja orang tua saya awalnya menawarkan saya untuk bersekolah di SMA-SMA yang unggulan di Jakarta Timur seperti SMAN 71, SMAN 61, SMAN 12, SMAN 103 dan SMAN 44 Jakarta. Dari semua pilihan itu, tentu saya mengambil keputusan untuk bersekolah yang jaraknya cukup dekat dengan rumah saya, yaitu SMAN 103. Entah kebetulan atau memang saya malas bersekolah yang lebih jauh, dari SD sampai SMA bisa dibilang semuanya berada pada satu jalan dengan tempat kerja ayah saya hahahahaha. Kembali ke pengalaman saya, di SMAN  103 Jakarta saya mendapat suasana yang berbeda, orang-orang yang belum saya kenal dan teman-teman yang lulus dari SMP lain. Seperti kata orang-orang, masa SMA adalah masa yang paling indah dan takkan terlupakan. Saya merasakan itu semua di SMA, tetapi hal itu akan saya tinggalkan ketika di penghujung tahun. Ya, kelulusan sudah di depan mata setelah melewati serangkaian ujian sekolah, praktek dan UN. Dan sudah jauh-jauh hari saya memutuskan untuk melanjutkan akan kuliah dimana. Awalnya saya ingin kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi, saya mendapat arahan dan saran dari guru jika ingin kuliah di jurusan tersebut maka saya harus melihat dari passing grade dan minat orang-orang di tahun sebelumnya. Saya yang tahu diri karena nilai saya sudah pasti tidak akan diterima di universitas seperti UI, UGM, UB dan sebagainya, maka saya memilih Universitas Jendral Soedirman atau yang biasa disebut Unsoed. Saya melihat ada kesempatan disana dan lagi, karena alasan jarak juga lah saya ingin kuliah disana. Bekasi dengan Purwokerto dapat ditempuh dalam waktu 6 jam perjalanan menggunakan kereta. Tapi semua keinginan saya sirna ketika saya tidak diterima melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN sehingga saya kembali dalam kondisi yang bingung akan melanjutkan kemana karena saya terlalu fokus dan percaya diri bisa diterima di Unsoed. Hingga saya berpikir untuk melanjutkan kuliah dengan jurusan yang berhubungan dengan komputer dan di dapatlah jurusan Sistem Informasi. Sudah tak ada kesempatan lagi untuk masuk ke universitas negeri, saya memilih untuk kuliah di swasta. Saya browsing universitas swasta mana yang cukup bagus dengan jurusan Sistem Informasi. Dan  akhirnya keputusan saya jatuh pada Universitas Gunadarma. Seperti pengalaman sebelumnya, alasan jarak menjadi salah satu faktor saya kuliah di Universitas Gunadarma Kalimalang.  Setelah mendapat info yang cukup saya pun datang untuk mengambil formulir, lalu melakukan serangkaian tes, tiba waktunya PPSPPT untuk Sistem Informasi dan sekarang disinilah saya. Sebagai mahasiswa jurusan Sistem Informasi di Universitas Gunadarma Kalimalang. Demikian lah cerita tentang pengalaman saya dalam membuat keputusan pada dunia pendidikan saya. Selesai.

Selasa, 10 November 2015

Tulisan Teori Organisasi Umum Minggu ke-2

Datang dan Perginya Setiap Orang Dalam Hidup Kita

Orang datang dan pergi di kehidupan setiap manusia. Mereka datang karena ingin mengenal dan berteman dengan seseorang yang baru, namun ada juga mereka yang pergi karena menemukan hal baru yang lebih menarik dari yang ditemui sebelumnya. Terkadang seseorang datang kepadamu hanya karena ada maunya, tak memiliki niat yang lebih dari itu. Cukup kejam? Mungkin. Dan seseorang yang pergi dari kehidupanmu tidak berpikir sebelumnya bahwa ia akan meninggalkan seseorang yang sudah menganggap dirinya sebagai sesuatu yang penting dan berharga, bahkan lebih penting dan berharga daripada hidupnya sendiri.

Disaat kita sudah berpisah cukup lama dari seseorang atau teman-teman, pasti hal yang kita rasakan adalah rindu. Entah rindu untuk bermain bersama, rindu belajar bersama, atau hanya sekedar bercengkrama. Disebuah kesempatan seperti reuni sekolah, pastinya kita mengharapkan bisa bertemu dengan orang yang sedang dirindukan dan mengobrol layaknya teman yang sudah lama tak berjumpa. Dan di reuni ini lah kita dapat melihat siapa yang sebenarnya teman kita dan siapa yang hanya sekedar teman saat di sekolah. Ya, benar-benar teman saat di sekolah saja. Kenapa saya berkata begitu? Karena faktanya ada orang-orang yang sudah melupakan pertemanannya saat di sekolah.

Contoh kongkritnya adalah ketika sudah saling tatap muka dan menyapa teman kita, dia hanya membalas dengan senyum yang kecut dan berlalu begitu saja. Padahal kita mengharapkan ada sebuah obrolan dari pertemuan itu walaupun hanya sepatah kata saja. Dari kejadian itu kemudian kita berpikir apakah dari diri sendiri ada yang salah hingga teman kita berlalu begitu saja? Tidak. Tidak ada yang salah dengan diri kita. Apakah teman kita itu yang salah? Jawabannya juga tidak. Kenapa demikian? Karena sejak awal hubungan pertemanan itu dibangun hanya saat di sekolah, seperti saling bertemu, menyapa, atau bahkan pergi ke kantin bersama teman yang lainnya, tetapi saat sudah tidak berada di sekolah tak ada lagi kontak yang bisa menjaga hubungan pertemanan tersebut hingga akhirnya saat berpisah dalam kurun waktu yang cukup lama orang itu sudah lupa atau bahkan tak menganggap kita sebagai temannya lagi karena dia sudah menemukan teman-teman yang baru dan cocok dengannya di lingkungan yang baru.

Setiap orang pasti memiliki seseorang yang spesial dalam hidupnya dan tidak ingin orang itu pergi dari kehidupannya. Entah itu sahabat ataupun seorang kekasih. Tapi, bagaimana jika orang yang spesial itu hilang dari hidup kita? Kehilangan barang masih bisa digantikan dengan barang yang sama tetapi bagaimana jika yang hilang itu adalah sahabat atau kekasih yang sangat spesial dalam hidup kita? Yang sudah menjadi bagian dari hidup kita? Sungguh sangat menyakitkan. Lebih menyakitkan dari hal apapun, rasanya seperti kehilangan setengah dari diri kita sendiri karena seseorang yang spesial sudah menjadi pelengkap dari kekurangan dalam diri kita. Terkadang orang-orang seperti itu tidak tahu jika dia begitu spesial bagi teman atau orang yang sudah memiliki hubungan dengannya. Meninggalkan luka yang dalam dan amat membekas bagi orang yang ditinggalkan.

Kehilangan seseorang memang sangat menyakitkan, tetapi itu adalah proses dalam kehidupan setiap manusia. Itu menunjukkan bahwa orang-orang yang masih bertahan dan setia dengan kita yang pantas kita hargai dan kita jaga meskipun banyak konflik dan drama didalamnya tetapi itulah bumbu pengawet dalam sebuah hubungan yang sejati.

Jadi, datangnya orang baru atau perginya seseorang yang sudah cukup lama dikenal adalah sebuah proses dalam hidup yang akan menunjukkan dalam diri setiap manusia bahwa seseorang yang spesial akan selalu ada untuknya dalam suka maupun duka, akan membantu setiap masalah, dan akan selalu ada setiap kita membutuhkannya.

Tugas Teori Organisasi Umum Minggu ke-2

SONY CORPORATION

Sony (Katakana: ソニー) adalah perusahaan elektronik yang berpusat di Tokyo, Jepang. Sekarang, Sony merupakan produsen elektronik terbesar di dunia, dan salah satu perusahaan terbesar di Jepang dan dunia. Perusahaan Sony diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo dengan nomor 6758 dan Bursa Saham New York sebagai SNE melalui ADR.

Sejarah Sony
Sony didirikan pada 7 Mei 1946 dengan nama Perusahaan Telekomunikasi Tokyo dengan sekitar 20 karyawan. Produk konsumen mereka yang pertama adalah sebuah penanak nasi pada akhir 1940-an. Seiring dengan berkembangnya Sony sebagai perusahaan internasional yang besar, ia membeli perusahaan lain yang mempunyai sejarah yang lebih lama termasuk Columbia Records (perusahaan rekaman tertua yang masih ada, didirikan pada tahun 1888).

Ketika Tokyo Tsushin Kogyo sedang mencari nama yang sudah diromanisasi (bukan dalam bahasa maupun tulisan Jepang) untuk memasarkan perusahaan mereka, mereka mempertimbangkan dengan kuat untuk menggunakan singkatan mereka, TTK. Alasan mereka tidak memilihnya adalah karena ada perusahaan kereta api Tokyo Kyuko yang saat itu dikenal sebagai TKK.

Nama "Sony" dipilih sebagai gabungan kata Latin sonus, yang merupakan akar dari sonik dan bunyi, dan kata Inggris sonny ("anak kecil") yang setelah dikombinasikan berarti sekelompok kecil anak muda yang memiliki energi dan kemauan keras terhadap kreasi dan inovasi ide yang tak terbataskan. Pada saat itu, sangatlah aneh bagi sebuah perusahaan Jepang untuk menggunakan huruf Roman untuk mengeja namanya, apalagi penggunaan aksara fonetis yang digunakan dalam penulisan bahasa Jepang (daripada menggunakan aksara Tionghoa). Dan pada 1958 perusahaan mulai secara formal mengadopsi nama " Sony Corporation " sebagai nama perusahaan. Mudah digunakan dan mudah dieja dalam segala bahasa dunia. Nama Sony menggaungkan semangat kebebasan dan keterbukaan dalam inovasi.

Langkah ini mendapatkan tentangan; bank yang merupakan sponsor TTK saat itu, Mitsui mempunyai perasaan yang kuat terhadap nama tersebut. Mereka menginginkan nama seperti Sony Electronic Industries, atau Sony Teletech. Tetapi pendirian Akio Morita tetap teguh, karena dia tidak ingin nama perusahaannya terkait dengan industri apapun juga. Akhirnya, sang Ketua Bandai dan Presiden Masaru Ibuka memberikan persetujuannya.

Pada 1988, Sony membeli CBS (Columbia) Records Group dari CBS. Ia kemudian dinamakan "Sony Music Entertainment".

Pada tahun 2000, Sony mempunyai penjualan sebesar US$63 miliar dan 189.700 karyawan. Sony mengakuisisi perusahaan Aiwa pada 2002.


Sony juga memiliki saluran televisi di India dan saluran-saluran yang ditujukan untuk komunitas India di Eropa.

Standar Sony
Sony secara sejarah terkenal karena sering memaksakan standar ciptaan mereka sendiri untuk teknologi perekaman dan penyimpanan, yang sering berbeda dari buatan perusahaan lain ataupun dari tren di pasaran . Yang paling terkenal dari semuanya adalah perang format kaset video pada awal 1980-an, ketika Sony memasarkan sistem Betamax mereka untuk perekam kaset video melawan format VHS buatan JVC. Pada akhirnya, VHS mendapatkan tempat di pasaran luas dan menjadi standar dunia untuk pemutar kaset video rumahan dan Sony terpaksa mengalah.

Sony terus mencoba taktik yang sama dengan teknologi ciptaan mereka selanjutnya; misalnya format rekaman digital mereka, Minidisc didorong untuk menjadi pengganti kaset audio sementara saingannya memilih CD-R dan MP3.


Sony juga menggunakan secara besar-besaran modul memori MemoryStick mereka untuk kamera digital dan peralatan portabel lainnya, yang sedikit digunakan perusahaan lainnya. Sony juga mencoba bersaing dengan zip drive Iomega dan Imation Superdisk melalui HiFD buatan mereka namun gagal besar.

Produk Terkenal dari Sony
Produk-produk di bawah ini merupakan produk yang dipasarkan oleh Sony:

Reel-to-reel tape recorders

Perekam kaset video:
   Betamax
   Betacam

Komputer:
  VAIO
  CLIÉ

Perangkat permainan video:
   PlayStation (alias PSOne)
   PlayStation 2 (alias PS2)
   PlayStation 3 (alias PS3)
   PlayStation Portable
   PlayStation Portable GO
   PStwo
   PlayStation 4

Printer komputer:
   Sony PictureStation DPP-EX50

Media portabel:
   MiniDisc
   Memory Stick
   HiFD

Robot:
   Aibo
   Qrio

Stereo pribadi:
   Walkman
   Discman

Televisi:
   BRAVIA LCD TV
   FD Trinitron
   LCD WEGA
   Grand WEGA

Proyektor:
   Cineza

Kamera:
    Cyber-shot
    DSLR α (dibaca:Alpha)
    Kamera video:
    Handycam

Ebook

   Sony Librie EBR-1000EP

Sony di Indonesia
PT. Sony Indonesia (Perusahaan Sales & Marketing) didirikan pada tahun 1995. Kantor pusat mereka berada di Gedung Sentra Mulia Jakarta Selatan. Sony pernah mempunyai dua buah pabrik di Cibitung yaitu PT. Sony Electronics Indonesia dan PT. Sony Manufacturing Indonesia, namun sudah ditutup. Dalam dunia musik, Sony (dalam hal ini namanya adalah Sony Music) telah melakukan merger besar-besaran dengan perusahan rekaman BMG menjadi Sony BMG Music Entertainment Indonesia (sekarang Sony Music Entertainment Indonesia).





Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sony

Minggu, 04 Oktober 2015

Tugas Teori Organisasi Umum Minggu Ke-1

PENGERTIAN DAN SEJARAH KOMUNIKASI


A.      Pengertian Komunikasi

1.  Pengertian Komunikasi secara Etimologis

Secara etimologi atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication, dan perkataan ini bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal.  Dengan demikian komunikasi, menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), “menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam Webster New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambng-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku”.

Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi, seperti dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna terhadap apa yang sedang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasa saja belum tentu mengerti maksud yang dibawakan oleh bahasa tersebut. Percakapan kedua orang tadi dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.

Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas (dari segi bahasa) sifatnya masih dasariah, dalam arti dalam komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna dari pihak yang terlibat komunikasi. Dikatakan minimal karena komunikasi tidaklah sekedar informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, namun juga persuasif, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.


2.  Pengertian Komunikasi Secara Terminologis

Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang sifatnya multidisipliner, definisi-definisi yang yang berikan oleh para ahli pun semakin banyak dan beragam. Masing-masing memiliki penekanan arti, cakupan, dan konteks yang berbeda satu dengan lainnya. Dari sekian banyak definisi tersebut, berikut diantaranya adalah menurut :

Bernard Berelson dan Gary A. Steiner:
"Komunikasi: transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.”

Theodore M. Newcomb:
"Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.”

Carl I. Hovland:
"Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate)”

Gerald R. Miller:
"Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.”

Everett M. Roger:
"Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”

Raymond S. Ross:
"Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud komunikator."

Harold Lasswell:
(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?

Ketujuh definisi di atas, masing-masing memberikan penekanan arti yang berbeda. Definisi dari Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, menekankan komunikasi pada proses penyampaian. Hal yang disampaikan dapat berupa informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, sedangkan cara penyampaiannya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Theodore M. Newcomb juga menekankan komunikasi sebagai proses pengalihan informasi yang dilakukan oleh pihak komunikator, namun komunikator dianggap memiliki kewenangan penuh kepada sasaran komunikasinya. Sedangkan  Raymond S. Ross menekankan bahwa proses penyampaian komunikasi tidaklah sederhana karena dengan komunikasi tersebut dimaksudkan terjadinya kesamaan pikiran antara komunikator dengan komunikannya.

Definisi dari Carl I. Hovland, Gerald R. Miller, Everett M. Roger menunjukkan bahwa komunikasi adalah proses yang terjadi antara satu orang pada orang lainnya, namun kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja mempunyai tujuan untuk mengubah atau membentuk perilaku dari orang lain yang menjadi sasaran komunikasi.

Definisi dari Harold Lasswell secara eksplisit dan kronologis menjelaskan lima komponen yang terlibat dalam komunikasi. Yakni siapa (pelaku komunikasi pertama yang punya inisiatif sebagai sumber), mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan), kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima), melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi), dan dengan akibat apa (hasil yang terjadi pada diri penerima). Definisi ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja dan memiliki tujuan.

Dari berbagai defenisi komunikasi sebelumnya, diperoleh gambaran bahwa komunikasi memiliki karakteristik sebagai berikut:

a.         Komunikasi adalah suatu proses

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan suatu rangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu dengan lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi tidak statis tetapi dinamis dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus-menerus.

Proses komunikasi dalam prosesnya melibatkan banyak faktor atau unsur. Faktor-faktor atau unsur-unsur yang dimaksud antara lain dapat mencakup pelaku atau peserta, pesan (meliputi bentuk, isi, dan cara penyajiannya), saluran atau alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat yang terjadi, serta kondisi pada saat berlangsungnya proses komunikasi.

b.         Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan memiliki tujuan

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari para pelakunya. Pengertian “sadar” di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental-psikologis yang terkendali atau terkontrol bukan dalam keadaan “mimpi”. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan pelakunya. Sementara tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai.

c.         Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat

Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap pesan yang dikomunikasikan.

d.        Komunikasi bersifat simbolis

Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambing-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antarmanusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.

Selain bahasa verbal, juga adal lambang-lambang yang bersifat nonverbal yang dapat dipergunakan dalam komunikasi seperti gestura (gerak tangan, kaki, atau bagian lainnya dari tubuh), warna, sikap duduk atau berdiri, jarak, dan berbagai bentuk lambing lainnya. Penggunaan lambang-lambang nonverbal ini lazimnya dimaksudkan untuk memperkuat arti dari pesan yang ditunjukkan.

e.         Komunikasi bersifat transaksional

Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan: memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya dilakukan secara seimbang dan proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi.

Pengertian “transaksional” juga menunjuk pada suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah satu pihak, tetapi oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi.

f.          Komunikasi menembus ruang dan waktu.

Komunikasi menembus ruang dan waktu maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidaklah haruis hadir pada waktu dan tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, faksimili, telex, video-text, dan lain-lain, kedua faktor tersebut (ruang dan waktu) bukan lagi menjadi persoalan dan hambatan dalam berkomunikasi.


B.       Pengertian Ilmu Komunikasi

Pengertian Ilmu Komunikasi merujuk pada pendapat Carl I. Hovland adalah suatu sistem yang berusaha menyusun prinsip-prinsip dalam bentuk yang tepat mengenai hal memindahkan penerangan dan membentuk pendapat serta sikap-sikap.


C.      Perkembangan komunikasi sebelum menjadi science, komunikasi sebagai science sejak dekade 40-an sampai sekarang

Ilmu komunikasi adalah salah satu disiplin yang masuk dalam kelompok ilmu-ilmu sosial. Secara umum, sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi dalam empat (4) periode. Pertama, periode "tradisi retorika" yang dimulai sejak zaman Yunani Kuno. Kedua, periode antara tahun 1900 sampai Perang Dunia II yang dapat disebut sebagai  periode pertumbuhan ilmu komunikasi. Ketiga, periode setelah perang Dunia II sampai tahun 60-an. Periode ini umumnya disebut sebagai periode konsolidasi. Dan, keempat adalah periode teknologi komunikasi yang dimulai dari tahun 60-an sampai sekarang. Tiap periode masing-masing memberikan karakteristik tersendiri terhadap penekanan bidang studi dan konteks peristiwa komunikasi yang diamati. Berikut adalah uraian singkat mengenai kondisi dan perkembangan ilmu komunikasi untuk setiap periode.

1.         Periode Tradisi Retorika

Perkembangan lahirnya ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak peradaban Yunani Kuno beberapa ratus tahun sebelum masehi. Sebutan "komunikasi" dalam konteks arti yang berbeda sekarang ini memang belum dikenal saat itu. Isilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah "retorika".

Para ahli berpendapat bahwa studi retorika sebenarnya telah ada sebelum zaman Yunani (Golden, 1978, Foss, 1985; forsdale 1981). Disebutkannya bahwa zaman kebudayaan Mesir Kuno telah ada tokoh-tokoh retorika seperti Kagemni dan Ptah-Hotep. Namun demikian tradisi retorika sebagai upaya pengkajian yang sistematis dan terorganisir baru dilakukan di zaman Yunani Kuno dengan perintisnya Aristotle (Golden, 1978)

Pengertian "retorika" menurut Aristotle, menunjuk kepada segala upaya yang bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut Aristotle menyatakan bahwa retorika mencakup tiga unsur yakni:
a.    ethos (kredibilitas sumber)
b.    pathos (hal yang menyangkut emosi/perasaan) dan
c.    logos (hal yang menyangkut fakta)

Dengan demikian upaya persuasi, menurut Aristotle menuntut tiga (3) faktor yakni kredibilitas dari pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan persuasi, kemampuan untuk merangsang emosi/perasaan dari pihak yang menjadi sasaran, serta kemampuan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung (logika)

Pokok-pokok pikiran Aristotle ini kemudian dikembangkan lagi oleh Cicero dan Quintilian. Mereka menyusun aturan retorika yang meliputi lima (5) unsur:
a.    Invention (urutan argumentasi)
b.    dispesitio (pengaturan ide)
c.    eloquito (gaya bahasa)
d.   memoria (ingatan), serta
e.    pronunciation (cara penyampaian pesan)

Kelima unsur ini, menurut Quintilian dan Cicero merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan upaya persuasi yang dilakukan seseorang. Tokoh-tokoh retorika lainnya yang dikenal pada zaman itu adalah Corax, Socrates dan Plato.

Dalam abad pertengahan studi retorika ini secara institusional semakin mapan, khususnya di negara-negara Inggris, Perancis dan Jerman. Tokoh-tokohnya yang terkemuka pada masa ini antara lain Thomas Wilkson, Francis Bacon, Rene Descartes, John Locke, Giambatista, dan David Hume.

Dalam akhir abad ke 18 prinsip-prinsip retorika yang dikemukakan oleh Aristotle, Cicero dan Quintilian, kemudian menjadi dasar bagi bidang kajian "speech communication" (komunikasi ujaran) dan "rhetoric". Retorika tidak lagi diartikan secara sempit sebagai upaya persuasi. Pengertian retorika menunjuk pada "kemampuan manusia mengunakan lambang-lambang untuk berkomunikasi satu sama lainnya" (Foss et al, 1985:15) Tokoh-tokoh retorika yang terkenal pada saat ini antara lain: I.A Richard, Richard M. Weaver, Stephen Toulmin, Kenneth Burke, Marshall Mcluhan, Michel Foucalt, Jurgen Habermas, Ernesto Grassi dan Chaim Perelman.

2.      Periode Pertumbuhan : tahun 1900 – Perang Dunia II

Pertumbuhan  komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke-19. Sedikitnya ada tiga pertimbangan penting pada masa ini. Pertama, adalah penemuan-penemuan teknologi komunikasi seperti telephone, radio, televisi, dll. Kedua, proses industrialisasi dan modernisasi yang telah terjadi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika. Ketiga, pecahnya Perang Dunia I dan II.

Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah kepada bidang kajian ilmu komunikasi yang terjadi pada masa ini. Secara umum bidang-bidang studi komunikasi yang berkembang pada periode ini meliputi hubungan komunikasi dengan institusi dan masalah-masalah politik kenegaraan, peranan komunikasi dalam kehidupan sosial, analisis psikologi sosial komunikasi, komunikasi dan pendidikan, propaganda dan penelitian komunikasi komersial.

Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan kehidupan sosial mulai berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi. Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial. Penelitian-penelitian empiris dan kuantitatif mulai banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh komunikasi. Di bidang pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek yang diteliti mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi komunikasi instruksional, serta "reading and listening". Sementara dibidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan terhadap khalayak serta aspek-aspek lainnya yang menyangkut industri media mulai berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri periklanan dan penyiaran (broadcasting)

Pikiran-pikiran baru tentang komunikasi yang terjadi pada masa  ini, langsung atau tidak langsung juga dipengaruhi oleh gagasan-gagasan para ahli ilmu sosial Eropa. Pada masa itu (menjelang akhir abad ke 18) universitas-universitas di Eropa, terutama Jerman dan Perancis, merupakan pusat intelektual terkemuka di dunia. Pokok-pokok pikiran dari Max Weber, August comte, Emille Durkheim dan Sir Herbert Spencer dipandang punya pengaruh terhadap pengembangan teori-teori komunikasi yang terjadi pada periode ini. Tokoh-tokoh ilmu lainnya yang dianggap punya andil besar adalah Gabriel Tarde dan George Simmel.

3.                   Periode Konsolidasi : Perang Dunia II – tahun 1960an

Periode setelah perang Dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh 3 (tiga) hal.

Pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam. Kedua, munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses komunikasi. Ketiga, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses komunikasi. Pendekatan komunikasi telah menjadi suatu pendekatan yang lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya, karena disadari bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang kompleks.

Sedikitnya ada tujuh tokoh yang punya andil besar dalam periode ini. Mereka adalah Claude E. Shannon, Norbet Wiener, Harold Lasswell, Kurt Lewin, Carl I. Hovland, Paul F. Lazarsfield (ahli sosiologi), Kurt Lewin dan Carl I. Hovland (keduanya ahli psikologi sosial) disebut oleh Wilbur Schramm sebagai "the founding fathers" (para pendiri atau perintis) ilmu komunikasi. Disebut demikian karena pokok-pokok pikiran mereka dipandang sebagai landasan bagi pengembangan-pengembangan teori komunikasi. Wilbur Schramm sendiri dinilai sebagai "institutionalizer" – yakni yang merintis upaya pelembagaan pendidikan komunikasi sebagai bidang kajian akademis. Karena jasanyalah pengembangan bidang kajian komunikasi menjadi suatu disiplin ilmu sosial yang mapan dan melembaga menjadi terealisasi. "Institute of Communication Research" yang didirikan Schramm di Illonis pada tahun 1947 merupakan lembaga pendidikan tinggi ilmu komunikasi yang pertama di Amerika Serikat. Sementara itu dua tokoh lainnya yakni Claude E. Shannon dan Nobert Wiener disebut sebagai             "insinyur-insinyur komunikasi".

Istilah "Mass Communication" (Komunikasi Massa) dan "Communication Research" (Penelitian Komunikasi) mulai banyak digunakan. Cakupan bidang ilmu komunikasi mulai diperjelas dan dibagi dalam empat bidang tataran : komunikasi intra pribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan organisasi, dan komunikasi macro sosial serta komunikasi massa. Lebih lanjut, sejalan dengan kegiatan pembangunan yang terjadi di seluruh negara termasuk negara-negara berkembang, studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi dalam proses perubahan sosial, difusi inovasi juga mulai banyak dilakukan.

4.                    Periode Teknologi Komunikasi : tahun 1960an - sekarang

Sejak tahun 1960-an ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi. Menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu telah mulai memasuki periode "take off" (tinggal landas) sejak tahun 1950-an. Secara institusional kepesatan perkembangan ilmu komunikasi pada masa sekarang ini antara lain tercermin dalam beberapa indikator sebagai berikut:
a.       Jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan komunikasi semakin banyak dan tidak hanya terbatas di negara-negara maju seperti AS, tetapi juga negara-negara berkembang di Asia, Amerika Latin dan Afrika,
b.      Asosiasi-asosiasi profesional di bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak, tidak saja dalam jumlahnya tetapi juga cakupan keanggotaannya yang regional dan internasional. Dan
c.       Semakin banyaknya pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi.
Dalam bidang keilmuan, kemajuan disiplin komunikasi ini juga tercermin dengan:
a.       Semakin banyaknya literatur  komunikasi seperti buku-buku, jurnal-jurnal, hasil-hasil penelitian ilmiah atau terapan, monografis dan bentuk-bentuk penerbitan lainnya
b.      Semakin beragamnya bidang-bidang studi spesialisasi komunikasi
c.       Serta semakin banyaknya teori-teori dan model-model tentang komunikasi yang dihasilkan para ahli. Sebagai gambaran, hingga saat ini terdapat 126 definisi, sekitar 50 teori dan 28 model tentang komunikasi (Dance, 182; Littlejohn, 1989; McQuail & Windahi, 1981; Forsdale, 1981)

Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai oleh beberapa faktor sebagai berikut: (1) kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seperti komputer, VCR, TV kabel, parabola video home computer, satelit komunikasi, teleprinter, videotext, laser vision dan alat-alat komunikasi jarak jauh lainnya, (2) tumbuhnya industri media yang cakupannya tidak hanya bersifat nasional tetapi juga regional dan global, (3) ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global/internasional, (4) semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh negara, serta (5) semakin meluasnya proses demokratisasi ekonomi dan politik. Sebagai akibatnya, studi-studi komunikasi yang banyak dilakukan (khususnya di negara maju seperti AS) cenderung difokuskan pada proses dan dampak sosial penggunaan teknologi media komunikasi; arus penyebaran dan pemusatan informasi regional dan global (misalnya "transborder data flow"), aspek-aspek politik, ekonomi dan informasi, komunikasi antar industri media, dampak sosial dari teknologi interaktif seperti komputer, komunikasi manusia-mesin, dampak telekomunikasi terhadap hubungan antar-budaya, serta aspek-aspek yang menyangkut manajemen informasi. Pendekatan disiplin ekonomi mulai diterapkan, karena disadari bahwa informasi di masa sekarang ini merupakan komoditi yang mempunyai nilai tambah.






D.    Sekilas Perkembangan Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi di Indonesia

Dibandingkan dengan jurusan-jurusan lainnya di lingkungan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, jurusan komunikasi sebenarnya merupakan jurusan yang tergolong “tertua”. Sebutan jurusan ilmu komunikasi baru dikenal sekitar tahun 1970-an. Sementara sebelumnya popular dengan sebutan Jurusan Publisistik atau Jurnalistik.

Menurut laporan “Perkembangan Ilmu Komunikasi di Indonesia” yang dibuat oleh Tim ISKI Semarang, ilmu komunikasi telah diajarkan pada Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta pada tahun 1949. Tahun 1950, akademi tersebut kemudian menjadi bagian sosial politik dari Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, di mana penerangan menjadi salah satu jurusan yang ada di dalamnya. Perguruan tinggi berikutnya yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi adalah Perguruan Tinggi Djurnalistik di Jakarta yang didirikan pada tanggal 5 September 1953. Kini perguruan tinggi ini namanya telah berubah menjadi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang memiliki Fakultas Ilmu Komunikasi.
Di Universitas Indonesia, pendidikan komunikasi telah dimulai sejak tahun 1959 dengan dibukanya jurusan Publisistik pada Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan. Dibukanya jurusan Publisistik ini sekaligus merupakan awal dari munculnya fakultas baru di lingkungan Universitas Indonesia, yakni Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (IPK). Empat tahun kemudian sebutan Fakultas IPK diganti menjadi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial (FIS-UI), dan sejak tahun 1983 nama FIS-UI ini diubah lagi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Sejalan dengan perubahan nama Fakultas, sebutan jurusan Publisistik pun ikut berganti menjadi Departemen Komuniaksi Massa (1972), dan kemudian menjadi Jurusan Ilmu Komuniaksi FISIP-UI pada tahun 1983.

Di Bandung, Jawa Barat, pendidikan komunikasi dimulai tahun 1960 dengan didirikannya Fakultas Djurnalistik dan Publisistik yang berada di bawah naungan Yayasan Pembina Universitas Padjadjaran. Fakultas ini kemudian menjadi Institut Publisistik, dan pada tanggal 3 November 1965 diubah statusnya menjadi Fakultas Publisitik Universitas Padjadjaran. Kini namanya telah berubah menjadi Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM-UNPAD). Pada tahun-tahun berikutnya perguruan-perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi semakin banyak jumlahnya.

Pada awalnya kurikulum program pendidikan tinggi komunikasi di Indonesia banyak dititikberatkan pada bidang studi jurnalistik dan penerangan. Tujuan kurikulum umumnya diarahkan pada upaya pemberian pengetahuan dan keahlian bagi kalangan yang berkecimpung atau berminat untuk bekerja dalam bidang pers khususnya surat kabar, majalah dan radio, serta bidang penerangan.


Sumber: http://sitizainab493.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-dan-sejarah-komunikasi.html

Selasa, 24 Maret 2015

Tugas Ilmu Budaya Dasar

1. PENGERTIAN / PEMAHAMAN ILMU BUDAYA DASAR

Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.

Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya).
Jadi, menurut pemahaman saya adalah bahwa indonesia mempunyai budaya di setiap daerahnya. Dan di setiap daerah itu pasti berbeda suku dan ciri khas masing – masing daerah. Tetapi, di indonesia sangat terkenal dengan kalimat Bhineka Tunggal Ika yang artinya bahwa berbeda – beda tetapi tetap satu jua. Maksud dari arti tersebut adalah kita berbeda suku, berbeda adat, berbeda agama, tetapi kita tetap satu yaitu bersama tidak ada yang berbeda.

2. RUANG LINGKUP DARI ILMU BUDAYA DASAR
Bertitik tolak dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), kedua masalah pokok itu adalah :

Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusian dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), Baik dari segi masing-masing keahlian (Disiplin), didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (Antar Bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.

Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.

Kedua Pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), Nampak jelas bahwa manusia menepati posisi sentral dalam pengkajian.

Manusia tidak hanya sebagai objek pengkajian, bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama, dan bagaimana pula hubungan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD, pokok-pokok bahasa yang dikembangkan adalah :

1.    Manusia Dan Harapan
       Kepercayaan
       Harapan

2.    Manusia Dan Kegelisahan
       Keterasingan
       Kesepian
       Ketidakpastian

3.  Manusia Dan Tanggung Jawab Serta Pengabdian
     Kesadaran
     Pengorbanan

4.  Manusia Dan Pandangan Hidup
     Cita-Cita
     Kebijakan

5.  Manusia Dan Cinta Kasih
     Kasih Sayang
     Kemesraan
     Pemujaan

6.  Manusia Dan Keindahan
     Renungan
     Kehalusan

7.  Manusia Dan Penderitaan
     Rasa Sakit
     Siksaan
     Kesengsaraan

8.  Manusia Dan Keadilan
     Kejujuran
     Pemulihan Nama Baik
     Pembalasan

Dari Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya-karya yang tercangkup dalam pengetahuan budaya, perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat dan lain-lainnya.

3. BUDAYA DI INDONESIA & CIRI KHAS

Budaya Indonesia adalah  seluruh kebudayaan  nasional,kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asing yang telah  ada di Indonesia  sebelum  Indonesia merdeka pada tahun 1945.

A. Kebudayaan Nasional
   
         Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.11 tahun 1998 yakni "Kebudayaan Nasional  yang berdasarkan pancasila adalah  perwujudan cipta,karya dan karsa  bangsa  Indonesia  dan merupakan keseluruhan daya upaya  manusia  Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat  bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada  pembangunan nasional dalam segenap  kehidupan bangsa. Dengan demikian pembangunan nasional merupakan pembangunan yang berbudaya."

Disebut juga pada pasal selanjutnya  bahwa kebudayaan nasional juga mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa. tampaklah bahwa  kebudayaan nasional  yang dirumuskan oleh pemerintah  berorientasi pada pembangunan nasional  yang di landasi oleh  semangat pancasila.

B. Kebudayaan Lokal
     
        Budaya lokal sering  disebut juga sebagai  kebudayaan daerah. Menurut Parsudi Suparlan ada 3 macam kebudayaan dalam Indonesia yang majemuk, yaitu :
Kebudayaan nasional  Indonesia yang berlandasan Pancasila dan UUD 1945.
Kebudayaan suku bangsa, terwujud pada kebudayaan suku bangsa dan menjadi unsur pendukung bagi  lestarinya  kebudayaan suku bangsa tersebut.
Kebudayaan umum likal yang berfungsi dalam pergaulan umum (ekonomi, politik, social, dan emosional) yang berlaku dalam local-local di daerah.
Ciri Khas Budaya Tersebut

KEBUDAYAAN JAWA

Propinsi Jawa Tengah terletak di Pulau Jawa dan beribukota di Semarang. Terbagi menjadi 35 kabupaten dan kota. Jawa Tengah memiliki adat istiadat dan budaya yang unik. Jawa Tengah dikenal sebagai “jantung” budaya Jawa.

Rumah adat di Indonesia bermacam-macam bentuknya dan mempunyai nilai seni masing-masing. Karena rumah merupakan suatu yang sangat penting, selain sebagai tempat tinggal rumah berfungsi untuk melindungi dari tantangan alam dan lingkungannya. Kita juga dapat melakukan aktivitas penting didalamnya, tidak hanya diluar rumah saja.

Coba kita lihat salah satu dari rumah adat yang ada di Indonesia, yaitu rumah adat Jawa. Rumah Jawa lebih dari sekedar tempat tinggal. Masyarakat Jawa lebih mengutamakan moral kemasyarakatan dan kebutuhan dalam mengatur warga semakin menyatu dalam satu kesatuan.

Contohnya, saja kita lihat rumah adat dari Provinsi Jawa Tengah yaitu rumah joglo. Joglo merupakan rumah adat Jawa Tengah yang terbuat dari kayu. Rumah bentuk ini mempunyai nilai seni yg cukup tinggi dan hanya dimiliki orang yang mampu. Pada masa lampau masyarakat jawa yang mempunyai rumah joglo hanya kaum bangsawan seperti sang pangeran dan kaum orang yang terpandang, karena rumah ini butuh bahan bngunan yang lebih banyak dan mahal dari pada rumah bentuk lain.




Batik-Tulis Pekalongan (Provinsi Jawa Tengah)
Pakaian adat Jawa Tengah adalah Batik.Kita akan mudah menemukan batik di Propinsi ini karena dua diantara wilayahnya merupakan sentra penghasil batik.Solo dan Pekalongan adalah daerah penghasil batik yang telah memberikan kontribusi positif untuk melestarikan budaya bangsa.
Batik adalah suatu hasil karya yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Di berbagai wilayah Indonesia banyak ditemui daerah-daerah perajin batik. Setiap daerah pembatikan mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dalam ragam hias maupun tata warnanya oleh karena itu kita harus menjaga kelestarianya. Dan salah satu daerah itu adalah Kabupaten Pekalongan.



Lagu Daerah (Provinsi Jawa Tengah)
Lir Ilir – Provinsi Jawa Tengah

Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira
Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suraka surak hiyo

Lir Ilir adalah lagu daerah Jawa Tengah, nada dasar naturel (C), birama 2/4 dengan tempo alegretto. Lagu ini menggunakan bahasa Jawa dan sering dinyanyikan dengan iringan musik gamelan.
Lir ilir, judul dari tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas mengandung makna yang sangat mendalam. Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah.

Makanan Khas Semarang (Provinsi Jawa Tengah)
Bandeng presto adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari daerah Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini dibuat dari ikan bandeng yang dibumbui dengan bawang putih, kunyit dan garam. Ikan bandeng ini kemudian dimasak pada alas daun pisang dengan cara presto. Presto adalah cara memasak dengan uap air yang bertekanan tinggi. Karena ikan bandeng terkenal memiliki banyak duri, bandeng presto adalah makanan yang digemari karena dengan cara masak presto duri-duri ini menjadi sangat lunak. Sehingga dapat dinikmati dengan lebih mudah.



KEBUDAYAAN SUMATERA

Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km².
Sumatra Utara pada dasarnya dapat dibagi atas:
      Pesisir Timur
      Pegunungan Bukit Barisan
      Pesisir Barat
      Kepulauan Nias

Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap daripada wilayah lainnya. Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi penduduknya dibandingkan wilayah lainnya. Pada masa kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini termasuk residentie Sumatra's Oostkust bersama provinsi Riau.
Di wilayah tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini terdapat beberapa wilayah yang menjadi kantong-kantong konsentrasi penduduk. Daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, merupakan daerah padat penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau ini.
Pesisir barat merupakan wilayah yang cukup sempit, dengan komposisi penduduk yang terdiri dari masyarakat Batak, Minangkabau, dan Aceh. Namun secara kultur dan etnolinguistik, wilayah ini masuk ke dalam budaya dan Bahasa Minangkabau.
Pada dasarnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah Bahasa Indonesia. Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan Bahasa Indonesia karena kedekatannya dengan Bahasa Melayu yang menjadi bahasa ibu masyarakat Deli.



Musik daerah Sumatera Utara
Sama seperti budaya daerah lainnya yang ada di Indonesia Sumatera Utara juga memilki musik yang khas daerah Sumse. Musik yang biasa dimainkan di Sumatra Utara ini tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan di Sumut. Yang menjadi ciri khas adalah terdapat alunan musik genderang. Seperti misalnya pada Etnis Pesisir yang memiliki serangkaian alat musik yang sebut dengan Sikambang.

Tarian Budaya Sumatera Utara
Memiliki beraneka ragam seni tari tradisional yang terbagi beberapa macam. Ada yang bernuansa magis yang berupa tarian sakral namun ada juga yang sifatnya untuk hiburan saja yang berupa tari profan. Jenis tari adat Sumut merupakan bagian dari upacara adat, sedangkan tari sakralnya biasanya ditarikan oleh dayu-datu.
Beberapa tarian yang berasal dari Sumatera Utara adalah tari Tortor, morah-morah, parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung, tortor nasiaran, tortor tunggal panaluan.


 KEBUDAYAAN PAPUA

Papua negeri yang elok di timur indonesia, papua di tinggali banyak suku, dan setiap suku di papua mempunyai adat istiadat yang berbeda. Kebudayaan Papua masih kebudayaan murni karena dalam kesehariannya masih menggunakan peralatan dari batu dan masih bercocok tanam secara tradisional dan berpindah pindah. Selain adat istiadat tarian Papua pun banyak ragam dan macamnya semuanya mencerminkan suku yang ada di Papua, umumnya tarian Papua sangat dinamis dan mencerminkan kegembiraan. Pakain adatnya pun sangat eksotis dengan hiasan di kepala yang mencerminkan budaya Papua.



Bukan hanya budayanya Papua juga menyimpan wisata yang luar biasa dari salju abadinya di Pegunungan Jaya Wijaya sampai pantai pantainya yang indah dan masih asli dan alami. jadi kalau travelling di Indonesia jangan lupa berkunjung juga ke Papua tanah yang elak bagaikan surga , tanah yang terberkati.


4. TUJUAN DARI MEMPELAJARI Ilmu Budaya Dasar (IBD)

 Tujuan untuk mempelajari IBD adalah, bukanlah sebatas mempelajari hal-hal cultural atau hal-hal kedaerahan yang memiliki suatu adat atau tradisi yang menjadi budaya secara turun temurun yang harus dilestarikan karena kecirikhasannya. Lebih dari itu, ilmu budaya mengeksplorasi lebih jauh mengenai manusia dan emosinya, kecerdasannya, dan juga egoismenya. ilmu ini sangat bermanfaat karena manusia sering meninggikan ilmu-ilmu eksak dan merendahkan hal-hal berbau emosional padahal kenyataannya kedua hal ini berjalan beriringan. Semua ilmu itu sama tergantung dari bagaimana cara manusia memandang suatu ilmu dan mempelajarinya.