Jumat, 04 Desember 2015

Tulisan Teori Organisasi Umum Minggu ke-3

Tentang Sakit Hati

Setiap orang pernah merasakan sakit hati, dari anak kecil hingga orang dewasa pasti merasakan yang namanya sakit hati. Apa sih definisi sakit hati itu hingga disebut sakit hati? Sakit hati yang saya maksud adalah kondisi dimana perasaan seseorang terasa sakit hingga menimbulkan efek psikis tertentu seperti galau, sedih, menangis hingga stress. Terluka namun tidak berdarah, itulah yang dinamakan sakit hati.

Sakit hati pun disebabkan oleh banyak hal, seperti anak kecil yang menangis karena tidak dibelikan mainan oleh orang tuanya atau abg-abg yang putus hubungan dengan pacarnya dari hubungan yang baru berumur hitungan hari. Untuk orang-orang yang sudah cukup dewasa, sakit hati sudah menjadi hal yang cukup biasa dalam berbagai hal. Seperti dunia perkuliahan, percintaan, pekerjaan dan lain-lainnya. Bagi remaja-remaja yang memasuki dunia perkuliahan, sakit hati karena dosen sudah sangat biasa, begitu pula dengan percintaan klasik antar mahasiswa. Dalam percintaan ini, putus hubungan dari pacar bukan lah satu-satunya hal yang menyebabkan sakit hati seorang mahasiswa. Sebab, dalam dunia perkuliahan yang keras dan selera tentang pasangan idaman kadang bisa sama dengan teman sekelas atau sejurusan atau seangkatan yang menyebabkan persaingan secara tidak langsung untuk memikat hati seseorang yang idamkan. Dalam persaingan itulah muncul sakit hati yang skalanya kecil seperti cemburu atau iri yang sebabkan karena doi terlihat lebih akrab dengan orang lain yang menjadi pesaing atau jalan bareng tanpa sepengetahuan kita ataupun chat yang dibales dalam interval waktu yang cukup lama karena sudah tertarik dengan pesaing kita. Atau yang lebih menyakitkan lagi adalah si doi sudah memiliki pujaan hatinya sendiri sehingga pendekatan yang dilakukan hanya hal yang sia-sia. Hmm… sungguh menyedihkan.

Tidak hanya itu, terkadang pergaulan antar mahasiswa juga terdapat gesekan-gesekan tertentu yang menyebabkan seseorang dapat terkucilkan dari pergaulan. Contohnya adalah beradu argumen dengan teman hingga keluar kata-kata yang menyebabkan sakit hati orang lain yang mendengarnya. Lalu seseorang yang terlalu menyendiri bahkan bisa dikatakan anti-sosial membuat orang-orang disekitarnya sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain sehingga jarang ada orang yang berteman dengannya. Atau yang awalnya berteman dengan semua orang tapi perlahan menimbulkan konflik-konflik kecil yang membuat orang mulai enggan berteman dengannya. Sakit hati yang dirasakan pun sangat besar karena hal-hal seperti itu akan menyebabkan seseorang sedih hingga stress yang menyebabkan dirinya mulai bolos-bolosan kuliah.

Sakit hati itu banyak penyebab dan banyak macamnya, begitu pula dengan cara menyembuhkan hati yang terluka. Beberapa orang mengatasi sakit hatinya dengan menyampaikan isi hatinya melalui tulisan, entah itu menulis diary atau mengupdate status di media sosialnya. Ada juga yang meluapkannya dengan menghibur diri dengan menonton film kesukaan atau melakukan kegiatan yang positif yang menyegarkan pikiran dan psikologinya. Dan ada yang meluapkannya dengan bercerita sampai menangis karena emosi yang begitu besar pada apa yang dirasakan oleh hatinya. 

Jadi, setiap orang memiliki sakit hatinya masing-masing yang dapat lebih mendewasakan pikiran, penguatan psikologis dan dapat menyaring hal positif dan negatif dari apa yang sudah dirasakan dan dilaluinya. Sakit hati mungkin hal yang buruk tetapi dari hal yang buruk itulah terkadang kita mendapatkan hal yang baik yang tak pernah kita duga.

Selasa, 01 Desember 2015

Tugas Teori Organisasi Umum Minggu ke-3

Dalam  tulisan ini saya akan menceritakan tentang pengalaman pribadi saya dalam mengambil atau membuat keputusan. Di cerita ini saya ingin menceritakan tentang keputusan saya dalam dunia pendidikan.  Dimulai dari saat SD, saya memilih untuk masuk ke SDN 05 Malaka Jaya. Hal pertama yang membuat saya ingin bersekolah disana karena  beberapa saudara saya berada disana, ya walaupun mereka semua angkatan diatas saya tapi saya merasa cukup nyaman karena ada saudara yang bisa saya andalkan jika terjadi hal-hal yang mendesak, lalu lokasi yang dekat dengan tempat kerja ayah saya dan juga jarak dari rumah yang tidak terlalu jauh. Kemudian ketika ingin lulus dari SD, saya selalu berpikir untuk melanjutkan ke SMPN  139 Jakarta. Alasannya karena saya tahu sekolah itu salah satu SMP terbaik di Jakarta Timur dan alasan lain karena disitulah tempat ayah saya. Hehehe. Namun, karena nilai saya tidak mencapai nilai minimal untuk masuk kesitu,  saya akhirnya bersekolah di SMPN 213 Jakarta. Tidak terlalu jauh dari SMPN 139 dan disana ada ibu saya yang bekerja menjadi guru disana. Hehehehehe. Dari pengalaman-pengalaman tersebut, saya merasa ingin lingkungan yang lebih “bebas” karena saat SMP saya selalu diawasi semua guru dan jika hal tak mengenakkan terjadi karena diri saya maka hal itu akan langsung terdengar oleh ibu saya. Sebelum lulus SMP, saya selalu memikirkan untuk lanjut ke sebuah SMK dengan jurusan yang berkaitan dengan komputer. Awalnya saya ingin masuk ke SMKN 26 Jakarta tapi saya yang pada waktu itu buta akan informasi tentang pendaftaran sekolah-sekolah tertentu termasuk SMKN 26 Jakarta, maka pada akhirnya niat saya untuk masuk SMK sudah pupus. Saat orang tua saya mulai menanyakan ingin melanjutkan sekolah dimana, saya masih bingung karena pikiran saya hanya tertuju ke SMK. Namun pada akhirnya, karena mendapat nilai rata-rata kelulusan sekitar 9 dan merupakan pencapaian terbaik saya dalam dunia sekolah, hal ini memberikan keleluasaan dalam memilih SMA. Tentu saja orang tua saya awalnya menawarkan saya untuk bersekolah di SMA-SMA yang unggulan di Jakarta Timur seperti SMAN 71, SMAN 61, SMAN 12, SMAN 103 dan SMAN 44 Jakarta. Dari semua pilihan itu, tentu saya mengambil keputusan untuk bersekolah yang jaraknya cukup dekat dengan rumah saya, yaitu SMAN 103. Entah kebetulan atau memang saya malas bersekolah yang lebih jauh, dari SD sampai SMA bisa dibilang semuanya berada pada satu jalan dengan tempat kerja ayah saya hahahahaha. Kembali ke pengalaman saya, di SMAN  103 Jakarta saya mendapat suasana yang berbeda, orang-orang yang belum saya kenal dan teman-teman yang lulus dari SMP lain. Seperti kata orang-orang, masa SMA adalah masa yang paling indah dan takkan terlupakan. Saya merasakan itu semua di SMA, tetapi hal itu akan saya tinggalkan ketika di penghujung tahun. Ya, kelulusan sudah di depan mata setelah melewati serangkaian ujian sekolah, praktek dan UN. Dan sudah jauh-jauh hari saya memutuskan untuk melanjutkan akan kuliah dimana. Awalnya saya ingin kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi, saya mendapat arahan dan saran dari guru jika ingin kuliah di jurusan tersebut maka saya harus melihat dari passing grade dan minat orang-orang di tahun sebelumnya. Saya yang tahu diri karena nilai saya sudah pasti tidak akan diterima di universitas seperti UI, UGM, UB dan sebagainya, maka saya memilih Universitas Jendral Soedirman atau yang biasa disebut Unsoed. Saya melihat ada kesempatan disana dan lagi, karena alasan jarak juga lah saya ingin kuliah disana. Bekasi dengan Purwokerto dapat ditempuh dalam waktu 6 jam perjalanan menggunakan kereta. Tapi semua keinginan saya sirna ketika saya tidak diterima melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN sehingga saya kembali dalam kondisi yang bingung akan melanjutkan kemana karena saya terlalu fokus dan percaya diri bisa diterima di Unsoed. Hingga saya berpikir untuk melanjutkan kuliah dengan jurusan yang berhubungan dengan komputer dan di dapatlah jurusan Sistem Informasi. Sudah tak ada kesempatan lagi untuk masuk ke universitas negeri, saya memilih untuk kuliah di swasta. Saya browsing universitas swasta mana yang cukup bagus dengan jurusan Sistem Informasi. Dan  akhirnya keputusan saya jatuh pada Universitas Gunadarma. Seperti pengalaman sebelumnya, alasan jarak menjadi salah satu faktor saya kuliah di Universitas Gunadarma Kalimalang.  Setelah mendapat info yang cukup saya pun datang untuk mengambil formulir, lalu melakukan serangkaian tes, tiba waktunya PPSPPT untuk Sistem Informasi dan sekarang disinilah saya. Sebagai mahasiswa jurusan Sistem Informasi di Universitas Gunadarma Kalimalang. Demikian lah cerita tentang pengalaman saya dalam membuat keputusan pada dunia pendidikan saya. Selesai.