Senin, 20 November 2017

Pengendalian Internal

         PENGENDALIAN INTERNAL

Internal adalah pengendalian dalam suatu organisasi bertujuan untuk menjaga aset perusahaan, pemenuhan terhadap kebijakan dan prosedur, kehandalan dalam proses, dan operasi yang efisien.

         Tujuan Pengendalian Internal

Meningkatkan pengamanan (improve safeguard) aset sistem informasi (data/catatan akuntansi (accounting records) yang bersifat logical assets, maupun physical assets seperti hardware, infrastructures, dan sebagainya).
Meningkatkan integritas data (improve data integrity), sehingga dengan data yang benar dan konsisten akan dapat dibuat laporan yang benar.
Meningkatkan efektifitas sistem (improve system effectveness).
Meningkatkan efisiensi sistem (improve system efficiency).

         Pengendalian Umum (General Control)
Pengendalian umum didefinisikan sebagai sistem pengendalian internal komputer yang berlaku umum meliputi seluruh kegiatan komputerisasi sebuah organisasi secara menyeluruh. Artinya ketentuan – ketentuan dalam pengendalian tersebut berlaku untuk seluruh kegiatan komputerisasi yang digunakan di perusahaan tersebut.
         Contoh :
Misalnya dalam contoh ATM di atas, ketentuan bahwa masuk ke ruang ATM Adak boleh memakai helm. Adanya CCTV di ruang ATM dan ketentuan adanya SATPAM di situ adalah dapat dikategorikan dengan pengendalian umum (ketentuan-ketentuan tersebut Adak langsung dengan transaksi pengambilan uang di mesin ATM).
Ruang Lingkup
         Pengendalian manajemen pengembangan sistem (information system management controls).
Pengendalian , pengembangan  dan pemeliharaan sistem   diperlukan untuk mencegah  dan mendeteksi  Kemungkinan kesalahan  pada waktu pengembangan  dan pemeliharaan sistem , serta untuk menperoleh keyakinan Memadai bahwa sistem berbasis  teknologi informasi  di kembangkan dan di pelihara  dengan cara efesien  dan Melalui proses  otorisasi dengan semestinya.

         Pengendalian manajemen sumber data (data resources management controls).

Di dalam suatu sistem berbasis teknologi informasi, pengendalian  sumber data  yang baik adalah :
a.  User  harus dapat  berbagi data
b.  data harus tersedia  di gunakan kapan saja, dimana pun, dan dalam bentuk apa pun.
c.  sistem  manajemen data  harus menjamin adanya  sistem penyimpanan  yang efisien  tidak terjadi  redundancy data , adanya data  security
d.  data harus dapat di modifikasi dengan mudah.

         Pengendalian manajemen operasi (operations management controls).

Pengendalian manajemen operasi  di terapkan  dengan mencakup hal-hal  sebagai berikut:
Pemisahan tugas dan fungsi
Memisahkan fungsi  yang mengolah teknologi  informasi (TI)  adri depertemen  non-TI  atau user , selain Itu  dalam organisasi TI  perlu di pisahkan  fungsi- fungsi pekerjaannya  di dalam depertemen TI  itu sendiri antara fungsi  analisis/ desain, pemrograman, dan operasional.

         Pengendalian manajemen keamanan (security administration management controls).

Mengolah  sistem keamanan  adalah sering kali aktivitas terus menerus  teratur , di telah secara berkala  untuk Memastikan  bahwa harus yang berhubungan  dengan fungsi sisitem informasi  cukup aman.langkah-langkah yang Harus di jalankan  dalam, peminpin program keamanan  sistem informasi  adalah :
a.menyiapkan rencana proyek
b.melakukan identitas harta
c.menilai harta
d.melakukan identifikasi ancaman
e.Penilaian terhadap ancaman
f.menganaisa ancaman
g.menyesuaikan control
h.menyiapkan laporan keamanan.   

         Pengendalian manajemen jaminan kualitas (quality assurance management controls).

Menurut Wiber  (1999)  ada enam  alas an  yang menyebabkan  kebutuhan Quality  assurance makin Penting  bagi organisasi :
a.Makin meningkatnya kesadaran  bahwa mutu itu perlu
b.Pengguna (user)  makin menuntut ( demanding ) bahwa jasa yang mereka  terima harus memenuhi   mutu tertentu  yang sesuai dengan satisfaction  level  yang di harapkan.
c.Pada umumnya ambisi  untuk memenuhi kebutuhan  kepuasan pelanggan  makin meningkat
d.Organisasi makin bertanggunjawab untuk tidak  tidak menbuat  defect prodac
e.Apabila kesadaran kwalitas  tidak di tingkatkan , maka resiko  dan mungkin konsekuensi biaya perbaikan malahan akan sangat tinggi
f.Peningkatan kwalitas adalah  sudah menjadi worwide trend, bahwa para  produsen  akan meningkatkan mutu barang  dan / atau jasa  yang di berikan.





Pengendalian Aplikasi (Applica-on Control)
pengendalian aplikasi (appliaca-on controls) adalah sistem pengendalian intern (internal control) pada sistem informasi berbasis teknologi informasi yang berkaitan dengan pekerjaan/ kegiatan/aplikasi tertentu (seAap aplikasi memiliki karakterisAk dan kebutuhan pengendalian yang berbeda)
contoh :
Misalnya apabila nasabah akan mengambil uang di ATM, setelah memasukkan kartu akan dimina PIN, atau setelah memasukkan nilai uang yang akan diambil, ATM akan mengecek sapakah saldo cukup, atau jumlahnya diijinkan sesuai dengan mengecek apakah saldo cukup, atau jumlahnya diijinkan sesuai dengan ketentuan bank. Pengendalian berupa PIN dan limit pengambilan uang tersebut hanya berlaku di ATM, Adak berlaku di kegiatan lain.
Unsur Pengendalian Aplikasi
         Pengendalian batas sistem (boundary controls)
         boundary adalah interface antara users dengan sistem berbasis teknologi informasi.
         Pengendalian masukan (input controls)
Pengendalian masukan (input controls) dirancang dengan tujuan untuk mendapat keyakinan bahwa data transaksi input adalah valid, lengkap, serta bebas dari kesalahan dan penyalahgunaan. Input controls ini merupakan pengendalian aplikasi yang penAng karena input yang salah akan menyebabkan output juga keliru.
           Pengendalian proses pengolahan data (process controls)

         Batch system (delayed processing systems)
Pada sistem pengolahan data secara batch processing system, Aap transaksi (misalnya formulir sensus, kartu pencoblosan pemilihan ketua umum, atau answer sheet ujian calon mahasiswa) dibundel dalam jumlah lembar tertentu untuk direkam. Demikian pula sistem batch dalam siklus akuntansi keuangan (book keeping untuk mencatat transaksi ke dalam jurnal, posAng ke buku besar dan buku pembantu, serta pengolahan untuk menghasilkan laporan keuangan) dilakukan Adak pada saat transaksi itu terjadi. Sistem pengolahan data lebih bersifat back office system, yaitu semata-­‐mata untuk mengolah data dokumen-­‐dokumen akuntansi yang transaksinya sudah lewat. Jadi pengolahan datanya tertunda (delayed processing). Pada sistem batch ini orientasi utamanya adalah sistem pengolahan data (dahulu disebut sistem pengolahan data elektronik, electronic data processing, EDP).
         On line transac-on processing system
On line transac5on processing system (pada umumnya bersifat real 5me system). Cara pemrosesan data input yang lain yang lebih lazim pada saat ini adalah dengan online transac5on processing system. Pada sistem tersebut data masukan dientri dengan worksta5on/terminal atau jenis input device seperA ATM (automa5c teller machine) dan point of sales (POS). Meskipun online bisa saja dengan memakai pola batch, tetapi biasanya online dikaitkan dengan real 5me system, arAnya upda5ng data di komputer bersamaan dengan terjadinya transaksi.
         Pengendalian keluaran (output controls)
         pengendalian yang dilakukan untuk menjaga output sistem agar akurat, lengkap, dan digunakan sebagaimana mesAnya. Pengendalian keluaran (output controls) ini didesain untuk menjamin agar output / informasi dapat disajikan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan didistribusikan kepada orang-­‐orang yang berhak (para user) secara cepat dan tepat waktu.
         Pengendalian file/database (file/database controls)
Dalam suatu instalasi system database yang sudah kompremsif dan terpadu mungkin kebijakan manjemen sumber data telah memenuhi hamper seluruh kebutuhan pengendalian intern ,termaksud spesifik aplikasi.Tetapi bila kebutuhan khusus aplikasi masih di perlukan, maka on-top dari yang telah didesain secara umum pada pengendalian umum,tiap-tiap aplikasi bias menambahkan kebutuhan spesifiknya,misalnya menyangkut:
·                 Akses Database yang spesifik pada file aplikasi
·                 Concurrency Controls
·                 Cryptographic Controls
·                 Integrity Controls
·                 Application Software Controls
·                 File handling Controls
·                 Audit-trail
·                 Existence Control

         Pengendalian komunikasi aplikasi communication( controls)
Resiko yang berkaitan dengan subsistem komunikasi data ialah antara lain: transmission impairments, components failure, dan subversive threats. Resiko-resiko system komunikasi data yang sering terjadi antara lain adalah: imraiments transmisi,component failure,ancaman hacker/cracker,virus,worms virus, karena bag ialah kesalahan yang mungkin bersifat ketidakakuratan atau kurang lengkap logika program oleh si pemrogram,yang baru diketahui setelah program dioperasikan.

Minggu, 19 November 2017

Audit Teknologi Sistem Informasi

1.    Pengertian Audit Sistem Informasi

Audit teknologi informasi atau IS(Information Systems) audit adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai target organisasinya.

2.    Tujuan Audit

Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasilkan sebagai berikut :
Kelengkapan (Completeness)
Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.
Ketepatan (Accurancy)
Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar, diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.
Eksistensi (Existence)
Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
Penilaian (Valuation)
Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum telah diterapkan dengan benar.
Klasifikasi (Classification)
Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.
Pisah Batas (Cut-Off)
Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu peride akuntansi.
Pengungkapan (Disclosure)
Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.

Tujuan audit sistem informasi adalah untuk meninjau dan mengevaluasi pengendalian internal yang melindungi sistem tersebut. Ketika melaksanakan audit sistem informasi, para auditor harus memastikan tujuan-tujuan berikut ini dipenuhi:

• Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan komputer, program, komunikasi, dan data dari akses yang tidak sah, modifikasi, atau penghancuran.

• Pengembangan dan perolehan program dilaksanakan sesuai dengan otorisasi khusus dan umum dari pihak manajemen.

• Modifikasi program dilaksanakan dengan otorisasi dan persetujuan pihak manajemen.

• Pemrosesan transaksi, file, laporan, dan catatan komputer lainnya telah akurat dan lengkap.

• Data sumber yang tidak akurat. atau yang tidak memiliki otorisasi yang tepat diidentifikasi dan ditangani sesuai dengan kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.

• File data komputer telah akurat, lengkap, dan dijaga kerahasiaannya.

Tahapan Audit Sistem Informasi (galeo)

Tahap Pemeriksaan Pendahuluan
Sebelum auditor menentukan sifat dan luas pengujian yang harus dilakukan, auditor harus memahami bisnis auditi (kebijakan, struktur organisasi, dan praktik yang dilakukan). Setelah itu, analisis resiko audit merupakan bagian yang sangat penting. Ini meliputi review atas pengendalian intern. Dalam tahap ini, auditor juga mengidentifikasi aplikasi yang penting dan berusaha untuk memahami pengendalian terhadap transaksi yang diproses oleh aplikasi tersebut. pada tahap ini pula auditor dapat memutuskan apakah audit dapat diteruskan atau mengundurkan diri dari penugasan audit.

Tahapan Pemeriksaan Rinci
Pada tahap ini auditnya berupaya mendapatkan informasi lebih mendalam untuk memahami pengendalian yang diterapkan dalam sistem komputer klien. Auditor harus dapat memperkirakan bahwa hasil audit pada akhirnya harus dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai apakah struktur pengendalian intern yang diterapkan dapat dipercaya atau tidak. Kuat atau tidaknya pengendalian tersebut akan menjadi dasar bagi auditor dalam menentukan langkah selanjutnya.

Tahapan Pengujian Kesesuaian
Dalam tahap ini, dilakukan pemeriksaan secara terinci saldo akun dan transaksi. Informasi yang digunakan berada dalam file data yang biasanya harus diambil menggunakan software CAATTs. Pendekatan basis data menggunakan CAATTs dan pengujian substantif untuk memeriksa integritas data. Dengan kata lain, CAATTs digunakan untuk mengambil data untuk mengetahui integritas dan keandalan data itu sendiri.

Tahapan Pengujuan Kebenaran Bukti
Tujuan pada tahap pengujian kebenaran bukti adalah untuk mendapatkan bukti yang cukup kompeten,. Pada tahap ini, pengujian yang dilakukan adalah (Davis at.all. 1981) :
Mengidentifikasi kesalahan dalam pemrosesan data
Menilai kualitas data
Mengidentifikasi ketidak konsistenan data
Membandingkan data dengan perhitungan fisik
Konfirmasi data dengan sumber-sumber dari luar perusahaan

Tahapan penilaian secara Umum atas hasil pengujian
Pada tahap ini auditor diharapkan telah dapat memberikan penilaian apakah bukti yang diperoleh dapat atau tidak mendukung informasi yang diaudit. Hasil penilaian tersebut akan menjadi dasar bagi auditor untuk menyiapkan pendapatanya dalam laporan auditan. Auditor harus mengintegrasikan hasil proses dalam pendekatan audit yang diterapkan audit yang diterapkan. Audit meliputi struktur pengendalian intern yang diterapkan perusahaan, yang mencakup :
(1) pengendalian umum,
(2) pengendalian aplikasi, yang terdiri dari :
pengendalian secara manual,
pengendalian terhadap output sistem informasi
pengendalian yang sudah diprogram.

Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan bukti ada beberapa cara yang sering dipakai :
 Audit around computer –> membandingkan antara output aplikasi dengan hasil yang diperoleh melalui cara manual. Metode ini tidak memeriksa lebih mendalam terhadap aplikasi program atau sistem tersebut. Metode ini disebut juga pendekatan audit black box.
Audit through computer –> auditor tidak hanya menguji data masukan dan keluaran namun juga menguji aplikasi atau sistem tersebut.  Metode ini disebut juga pendekatan audit white box.
Audit with computer –> menggunakan komputer untuk melakukan audit.  Metode ini biasanya digunakan jika tingkat pemakaian IT di organisasi tersebut tinggi. Metode ini disebut juga Computer Aided Auditing Technique (CAAT)


SUMBER:
http://www.kajianpustaka.com/2013/03/definisi-dan-tujuan-audit.html
http://aditiariz.blogspot.co.id/2017/10/audit-teknologi-sistem-informasi.html
http://nicolasruslim.com/blog/it-audit/it-audit/